Film
yang menjadikan binatang sebagai tokoh utama memang sudah cukup banyak, hanya
saja yang membuat kisah ini berbeda adalah, binatang yang menjadi tokoh
utamanya adalah seekor kuda berwarna coklat yang tidak memiliki pengalaman
karena masih tergolong muda. Film yang di sutradarai oleh Steven Spielberg yang
diangkat dari novel berjudul sama yang ditulis oleh Michael Morpurgo,
bersetingkan di tahun 1982, sebelum dan sesudah Perang Dunia Pertama.
War
Horse, menampilkan kisah yang sangat luar biasa menyentuh, banyak memiliki
makna dan pesan moral yang begitu dalam. Pantas saja film ini dinominasikan
dalam enam penghargaan di ajang Academy Awards termasuk dalam nominasi Best
Picture serta juga mendapatkan dua nominasi dalam Golden Globe Awards dan lima
dalam ajang BAFTAs.
Plot
: Awal film dibuka dengan gambar yang begitu
lembut, pemandangan indah, bersetingkan di Devon, Inggris. Berkisah tentang
seorang anak bernama Albert Narracot (Jeremy Irvine) yang terkagum-kagum
melihat kelahiran seekor kuda berwarna coklat, kelahiran yang memperlihatkan
bahwa seekor kuda itu sejak dilahirkan memang memiliki bakat untuk berjalan,
hanya memerlukan beberapa menit saja untuk bangkit lalu berjalan sangat berbeda
dengan manusia yang memerlukan waktu yang cukup panjang untuk belajar.
Karena
rasa kagum Albert dengan kuda tadi dia pun selalu memperhatikan pertumbuhan
kuda tadi, kuda yang selalu mengikuti kemana pun induknya bergerak, kuda yang
terlihat manja dan butuh perhatian itu semakin hari semakin mengesankan. Hingga
datang suatu waktu di mana si kuda harus berpisah dengan induknya, dia dilelang
di pelelangan yang akhirnya dibeli oleh Tad—ayah Albert— (Peter Mullan) untuk
membajak ladangnya, meskipun seorang temannya memberikan saran untuk tidak
membeli kuda tadi karena dinilai tidak bisa membajak ladang. Tapi Tad
bersikeras hingga tawar menawar pun menjadi semakin tinggi hingga mencapai 30
guinea yang artinya dia tidak bisa membayar sewa ke Lyons (David Thewlis) dan
jika hal itu terjadi maka pertaniannya akan disita sebelum musim gugur datang.
Harga
diri pun dipertaruhkan, dia pun memenuhi waktu yang ditentukan, dan memastikan
bisa menanami ladangnya dengan lebih banyak lobak. Akan tetapi kendala datang,
karena kuda tadi belum terlatih membajak sawah. Tad mulai marah-marah dan ingin
menyiksa si kuda tadi, tapi di saat hal itu terjadi Albert—anak Tad—pun
menghentikan tindakan ayahnya dan berjanji akan melatih kuda yang diberinya
nama, Joey.
Segalanya
butuh belajar, makhluk hidup, hidup untuk belejar hanya saja belajar ada
caranya, dan belajar dengan cara yang benar akan membuat segalanya mudah untuk
dilakukan. Pantang menyerah dan terus mencoba melakukan segalanya dengan
bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil yang memuaskan, begitulah yang
diajarkan dalam film ini, segalanya butuh waktu dan langkah-langkah untuk
mencapai sesuatu yang diinginkan. Hingga akhirnya semuaa kerja keras pun
berbuah pencapaian yang membanggakan.
Tapi
nasib baik tidak selalu berpihak kepada semua orang, bahkan kepada orang-orang
yang sudah bekerja keras. Suatu malam terjadi badai yang paginya mengakibatkan
ladang lobak keluarga Narracott mengalami gagal panen. Tekanan kehidupan pun
datang lagi menciptakan sebuah pilihan yang begitu berat. Segala sesuatu yang
terjadi adalah kehendak Tuhan, manusia hanyalah makhluk yang dituntut agar
tidak pantang menyerah dalam menghadapi cobaan, berdoa dan berusaha adalah
kunci dari segalanya, walau takdir itu kejam, menyerah bukanlah pilihan yang
terbaik.
Dan
dengan terpaksa kuda pun harus dijual agar mendapatkan uang untuk membayar
utang yang bertumpuk. Inilah awalan pertualangan kuda yang memasuki dunia
perang yang kejam.
Suatu
hari sebuah surat datang untuk Albert, surat yang ditulis oleh Captain Nicholls
(Tom Hiddleston) tentang Joey (si kuda),
surat yang membuat Albert bersemangat untuk menemukan kembali kudanya di medan
perang. Tapi saat perang terjadi Captain Nicholls terbunuh dan Joey pun jatuh
ke tangan musuh, dalam film ini sangat diperlihatkan begitu menyiksanya perang
itu, perang yang sering kali mengatas namakan kedamaian dunia itu malah
memiliki dampak penderitaan disetiap kalangan kehidupan, bahkan untuk binatang
seperti kuda pun perang membuat hidup mereka sangat tersiksa. Manusia saling
bunuh, saling menyiksa, saling menyalahkan dan mengelu-elukan kebenaran, bahkan
manusia pun akhirnya menyiksa apa pun yang ada di sekitarnya termasuk binatang.
Ada
banyak adegan menyentuh hati dalam film ini, bahkan membuat kita berpikir
begitu indahnya perdamaian dan begitu menyiksanya peperangan. Kita sering kali
tidak cocok dan berbeda pendapat dengan orang-orang lalu bersikeras menyatakan
apa yang kita yakini sebagai kebenaran tanpa menghargai pendapat orang lain,
sebenarnya kebersamaan dan sikap saling menghargailah yang akhirnya menciptakan
sebuah perdamaian di dalam dunia yang tidak mungkin homogen.
Dengan
kepercayaan yang dimiliki Albert, dia pun pergi berperang untuk mencari Joey,
di sinilah kepercayaan diri dan doa menghasilkan sebuah pembuktian, apa pun
yang ingin kita lakukan, yakini bahwa kita pasti bisa melakukannya, jangan
pernah takut bermimpi dan mewujudkan mimpi-mimpi itu.
Review: Steven
Spielberg memang sangat handal dalam menggarap sebuah film. Dia begitu cerdas
memasukkan banyak unsur cerita yang berujung pada keterkaitan lewat seekor kuda
yang bisa menarik simpati penonton. Pengambilan gambar yang luar biasa, serta
situasi perang yang begitu nyata membuat film ini sayang untuk dilewatkan.
Perang
yang ditunjukkan tidak hanya sekedar perang akan tetapi bagian demi bagian yang
sangat jarang diangkat di film-dilm perang pada umumnya, di dalam film ini juga
ditunjukkan bahwa para tentara perang juga kebanyakan tidak menyukai perang,
mereka sering kali berharap perang berakhir, dan kedamaian terjadi di muka
bumi.
Saya
paling suka saat adegan Joey terjerat kawat ditengah-tengah lokasi perang, dua
orang tentara datang menolongnya, dan kedua orang tadi berasal dari dua kubu
yang berbeda, di sanalah terbesit kisah pilu tentang fakta begitu inginnya
mereka menjalani kedamaian, begitu tidak inginnya mereka saling membunuh satu
sama lainnya, keramahan membuat mereka rindu akan perdamaian.
Film
ini rilis pada tanggal 25 desember 2011 yang lalu akan tetapi masih wajib untuk
ditonton, karena akan sangat meninggalkan kesan yang begitu mendalam bagi para
penonton yang menonton film ini. Berdurasi 146 menit, tidak membosankan dan
membuat anda terlarut dalam kisah yang sangat luar biasa.[LSJR]
film ini sangat hebat,dan bagus....ceritanya sangat menyentuh..
BalasHapus