Senin, 09 April 2012

War Horse ; Perang adalah air mata



Film yang menjadikan binatang sebagai tokoh utama memang sudah cukup banyak, hanya saja yang membuat kisah ini berbeda adalah, binatang yang menjadi tokoh utamanya adalah seekor kuda berwarna coklat yang tidak memiliki pengalaman karena masih tergolong muda. Film yang di sutradarai oleh Steven Spielberg yang diangkat dari novel berjudul sama yang ditulis oleh Michael Morpurgo, bersetingkan di tahun 1982, sebelum dan sesudah Perang Dunia Pertama.

War Horse, menampilkan kisah yang sangat luar biasa menyentuh, banyak memiliki makna dan pesan moral yang begitu dalam. Pantas saja film ini dinominasikan dalam enam penghargaan di ajang Academy Awards termasuk dalam nominasi Best Picture serta juga mendapatkan dua nominasi dalam Golden Globe Awards dan lima dalam ajang BAFTAs.
Plot : Awal film dibuka dengan gambar yang begitu lembut, pemandangan indah, bersetingkan di Devon, Inggris. Berkisah tentang seorang anak bernama Albert Narracot (Jeremy Irvine) yang terkagum-kagum melihat kelahiran seekor kuda berwarna coklat, kelahiran yang memperlihatkan bahwa seekor kuda itu sejak dilahirkan memang memiliki bakat untuk berjalan, hanya memerlukan beberapa menit saja untuk bangkit lalu berjalan sangat berbeda dengan manusia yang memerlukan waktu yang cukup panjang untuk belajar.
Karena rasa kagum Albert dengan kuda tadi dia pun selalu memperhatikan pertumbuhan kuda tadi, kuda yang selalu mengikuti kemana pun induknya bergerak, kuda yang terlihat manja dan butuh perhatian itu semakin hari semakin mengesankan. Hingga datang suatu waktu di mana si kuda harus berpisah dengan induknya, dia dilelang di pelelangan yang akhirnya dibeli oleh Tad—ayah Albert— (Peter Mullan) untuk membajak ladangnya, meskipun seorang temannya memberikan saran untuk tidak membeli kuda tadi karena dinilai tidak bisa membajak ladang. Tapi Tad bersikeras hingga tawar menawar pun menjadi semakin tinggi hingga mencapai 30 guinea yang artinya dia tidak bisa membayar sewa ke Lyons (David Thewlis) dan jika hal itu terjadi maka pertaniannya akan disita sebelum musim gugur datang.
Harga diri pun dipertaruhkan, dia pun memenuhi waktu yang ditentukan, dan memastikan bisa menanami ladangnya dengan lebih banyak lobak. Akan tetapi kendala datang, karena kuda tadi belum terlatih membajak sawah. Tad mulai marah-marah dan ingin menyiksa si kuda tadi, tapi di saat hal itu terjadi Albert—anak Tad—pun menghentikan tindakan ayahnya dan berjanji akan melatih kuda yang diberinya nama, Joey.
Segalanya butuh belajar, makhluk hidup, hidup untuk belejar hanya saja belajar ada caranya, dan belajar dengan cara yang benar akan membuat segalanya mudah untuk dilakukan. Pantang menyerah dan terus mencoba melakukan segalanya dengan bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil yang memuaskan, begitulah yang diajarkan dalam film ini, segalanya butuh waktu dan langkah-langkah untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Hingga akhirnya semuaa kerja keras pun berbuah pencapaian yang membanggakan.
Tapi nasib baik tidak selalu berpihak kepada semua orang, bahkan kepada orang-orang yang sudah bekerja keras. Suatu malam terjadi badai yang paginya mengakibatkan ladang lobak keluarga Narracott mengalami gagal panen. Tekanan kehidupan pun datang lagi menciptakan sebuah pilihan yang begitu berat. Segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak Tuhan, manusia hanyalah makhluk yang dituntut agar tidak pantang menyerah dalam menghadapi cobaan, berdoa dan berusaha adalah kunci dari segalanya, walau takdir itu kejam, menyerah bukanlah pilihan yang terbaik.
Dan dengan terpaksa kuda pun harus dijual agar mendapatkan uang untuk membayar utang yang bertumpuk. Inilah awalan pertualangan kuda yang memasuki dunia perang yang kejam.

Suatu hari sebuah surat datang untuk Albert, surat yang ditulis oleh Captain Nicholls (Tom Hiddleston)  tentang Joey (si kuda), surat yang membuat Albert bersemangat untuk menemukan kembali kudanya di medan perang. Tapi saat perang terjadi Captain Nicholls terbunuh dan Joey pun jatuh ke tangan musuh, dalam film ini sangat diperlihatkan begitu menyiksanya perang itu, perang yang sering kali mengatas namakan kedamaian dunia itu malah memiliki dampak penderitaan disetiap kalangan kehidupan, bahkan untuk binatang seperti kuda pun perang membuat hidup mereka sangat tersiksa. Manusia saling bunuh, saling menyiksa, saling menyalahkan dan mengelu-elukan kebenaran, bahkan manusia pun akhirnya menyiksa apa pun yang ada di sekitarnya termasuk binatang.
Ada banyak adegan menyentuh hati dalam film ini, bahkan membuat kita berpikir begitu indahnya perdamaian dan begitu menyiksanya peperangan. Kita sering kali tidak cocok dan berbeda pendapat dengan orang-orang lalu bersikeras menyatakan apa yang kita yakini sebagai kebenaran tanpa menghargai pendapat orang lain, sebenarnya kebersamaan dan sikap saling menghargailah yang akhirnya menciptakan sebuah perdamaian di dalam dunia yang tidak mungkin homogen.
Dengan kepercayaan yang dimiliki Albert, dia pun pergi berperang untuk mencari Joey, di sinilah kepercayaan diri dan doa menghasilkan sebuah pembuktian, apa pun yang ingin kita lakukan, yakini bahwa kita pasti bisa melakukannya, jangan pernah takut bermimpi dan mewujudkan mimpi-mimpi itu.
Review: Steven Spielberg memang sangat handal dalam menggarap sebuah film. Dia begitu cerdas memasukkan banyak unsur cerita yang berujung pada keterkaitan lewat seekor kuda yang bisa menarik simpati penonton. Pengambilan gambar yang luar biasa, serta situasi perang yang begitu nyata membuat film ini sayang untuk dilewatkan.
Perang yang ditunjukkan tidak hanya sekedar perang akan tetapi bagian demi bagian yang sangat jarang diangkat di film-dilm perang pada umumnya, di dalam film ini juga ditunjukkan bahwa para tentara perang juga kebanyakan tidak menyukai perang, mereka sering kali berharap perang berakhir, dan kedamaian terjadi di muka bumi.
Saya paling suka saat adegan Joey terjerat kawat ditengah-tengah lokasi perang, dua orang tentara datang menolongnya, dan kedua orang tadi berasal dari dua kubu yang berbeda, di sanalah terbesit kisah pilu tentang fakta begitu inginnya mereka menjalani kedamaian, begitu tidak inginnya mereka saling membunuh satu sama lainnya, keramahan membuat mereka rindu akan perdamaian.
Film ini rilis pada tanggal 25 desember 2011 yang lalu akan tetapi masih wajib untuk ditonton, karena akan sangat meninggalkan kesan yang begitu mendalam bagi para penonton yang menonton film ini. Berdurasi 146 menit, tidak membosankan dan membuat anda terlarut dalam kisah yang sangat luar biasa.[LSJR]

1 komentar:

  1. film ini sangat hebat,dan bagus....ceritanya sangat menyentuh..

    BalasHapus

Terima kasih sudah membaca dan memberikan komentar