Water
for Elephants, Film
yang berasal dari novel karya Sara Gruen dengan judul yang sama memang
merupakan film drama romantis yang memikat hati untuk di tonton. Walau saya
belum sempat membaca novelnya tapi saya bisa katakana cerita yang ditawarkan
dalam Novel itu pastilah bagus, mungkin lebih bagus daripada filmnya.
Film yang dirilis di
Amerika dan Kanada pada tanggal 22 April 2011 ini disutradarai oleh Francis
Lawrence dengan skenario yang di tulis oleh Richard LaGravenese. Film ini
memang berhasil menampilkan keindahan tampilan visual dan juga alur cerita yang
sangat apik dan membuat saya penasaran.
Seperti pada bukunya,
adegan pertama menampilan tokoh utamanya Jacob Jankowski (Hal Holbrook) yang sudah
berusia 71 tahun. Saat itu di bawah
langit gelap dengan tetesan hujan rintik, Jacob tua berdiri di halaman parkir
dengan sebuah tongkat yang menyangga tubuhnya.
Datang dua orang
pekerja sirkus yang bersikeras untuk membantunya dan akhirnya membawanya
kesebuah ruangan untuk berteduh. Perbincangan mulai terjadi hingga akhirnya
Jacob memberatahu pekerja tadi bahwa dia dulunya adalah bagian dari Sikus
Benzini tahun 1931. Jacob juga bercerita tentang kegagalan Sirkus saat sebuah
kejadian dasyat terjadi di sirkus tadi. Pernyataan itu membuat pekerja yang
bersamanya di ruangan itu tertarik dan meminta Jacob menceritakan tentang kisah
masa lalu yang ternyata begitu memukau.
Cerita langsung kembali
ke masalalu di tahun 1931, saat itu Jacob muda (Robert Pattinson) berumur 23
tahun merupakan seorang mahasiswa di Universitas Cornell jurusan kedokteran.
Saat itu bertepatan dengan ujian akhir yang sedang di hadapinya kejadian yang
sangat memukul dirinya pun terjadi. Gambar pilu mulai ditampilkan di awal cerita,
saat itu Jacob bersama beberapa orang yang membawanya kesebuah ruangan di mana
di sana kedua orang tuanya terbaring tak lagi bernyawa akibat sebuah kecelakaan
mobil.
Masalah selanjutnya pun
berlanjut pada hutang yang di tinggalakn oleh sang Ayah. Rumahnya di sita dan
dia tak lagi punya apa-apa. Tujuan hidupnya mulai berubah abu-abu. Gamber indah
di paparkan lagi di mana Jecob di perlihatkan mengalami sebuah prustasi yang
begitu sangat dan membuat dia memutuskan untuk tidak kembali melanjutkan
kuliahnya.
Di hutan dia berjalan
menyusuri rel kereta api yang bisu dengan kesunyian. Langit mulai gelap dan dia
istirahat sambil merendamkan kakinya sebuah air, Kilatan lampu menyelip di
atara pepohonan hutan, suara getaran kereta yang saling bersentuhan dengan rel kereta
menarik perhatian Jecob. Itulah awal dari sebuah perjalanan panjang yang tidak
terduga sebelumnya. Dia pun melompat ke dalam kereta yang sedang berlalu dan di
sanalah dia bertemu dengan Camel (Jim Norton) yag menjajikan dia sebuah
pekerjaan dan menetap di kereta.
Saat pagi menjelang,
ketera sudah berhenti, Jecob pun terbangun dan berjalan keluar kereta, saat
itulah dia baru menyadari bahwa dia telah melompat kesebuah kereta rombongan
sirkus yang bernama Brothers Circus
Benzini. Layaknya sebuah sirkus, hewan-hewan ala sirkus, tenda-tenda dan
para atris cantik menghiasi gambar demi gambar yang sangat mengagumkan.
Pertemuan Jecob dengan
Marlena (Reese Witherspoon) pun terjadi, di mulai dari sekawanan kuda-kuda
anggun yang akan menjadi pertunjukan mengagumkan. Singkat cerita Jecob pun
mulai terlihat memiliki susutu yang spesial terhadap Marlena. Malam hari Jecob
pun di perkenalkan dengan Agustus (Christoph Waltz) sang pemilik sirkus
sekaligus suami dari Marlena. Jelas sekali cerita cinta segitiga sudah terlihat
walau sebenarnya cerita ini tidak pantas di sebut sebagai cinta segitiga.
Jacob yang mengaku
belajar ilmu kedokteran hewan di Cornell dan membertahu bahwa dia melihat
Silver (kuda putih yang merupakan hewan pertunjukan yang di mainkan oleh
Marlena) sedang mengalami masalah kesehatan. Agustus pun setuju memperkerjakan
Jecob sebagai dokter hewan untuk hewan-hewan sirkus. Lagi-lagi keindahan di
perlihatkan, di saat kereta melaju kencang, Agustus dan Jecob berjalan membawa
sebuah lentera di atas kereta sambil berbincang-bincang tentang sirkus.
Hari berikutnya Jecob
memeriksa Silver dan kemduian mendiagnosa Silver mengidap sebuah penyakit yang tidak bisa di sembuhkan.
Penyakit yang hanya akan memberikan penderitaan pada Silver. Di sini lah sisi
lain dari pesan yang di gambarkan begitu cerdas. Penderitaan yang terjadi pada
hewan yang di paksa untuk terus melakukan pertunjukan tanpa memperdulikan
kondisi yang sedang di alminya.
Kesedihan selanjutnya
mengalir ketika Jecob dan Marlena sudah tak bisa melihat Silver hidup dalam
penderitaan itu, Silver pun di bunuh oleh Jecob dengan cara di tembak dengan
sejata yang di curi oleh Jecob dari gerbong kereta. Kematian Silver memicu
kemarahan Agustus.
Saya sempat berpikir
lalu apa hubungannya dengan judul film ini?, di mana gajah yang dimaksud?.
Pertanyaan itu mengundang rasa penasaran saya hingga kehadiran Rosie (Sang
gajah) yang muncul sebagai pengganti Silver. Saya terperangah ketika melihat
Gajah menjadi aktor yang bermain sangat baik di film ini. Jecob yang di percayai
menjadi pengurus Rosie mulai mengurus segala kesiapan Rosie untuk bisa tampil
di pertunjukan.
Lagi-lagi kekejaman
dengan hewan di tampilkan. Setiap kali Rosie tidak menuruti peritah Agustus,
Agustus selalu menusuknya dengan bullhook
hingga Rosie terluka. Adegan itu lagi-lagi sangat berhasil membuat saya kagum
dan merasakan kesedihan yang mendalam. Cukup lama siksaan itu terjadi hingga
akhirnya Jecob pun mendapatkan cara agar Rosie bisa menuruti perintah tanpa di
sakiti. Penyelamatan terhadaap binatang ditampilkan begitu apik.
Banyak hewan yang di
tampilkan dalam film ini, seperti kuda, singa, jerapah, gajah, tampilan itu
sangat luar biasa di selingi dengan kisah cinta yang mengiris hati. Kecemburuan
pastilah menjadi pemicu masalah baru. Mau tahu apa yang terjadi selanjutnya?.
Saya sarankan anda untuk menontonya saja, karena tak enak hati jika saya
membuka semua kartu dari film ini secara mendetil.
Karakter dari
tokoh-tokoh di film ini juga sangat kuat, Seperti Jecob yang memiliki
pengendalian diri atas emosi yang baik, Agustus yang emosional dan keras,
Marlena yang mencoba menjaga perasaan Agustus yang sering meluap-luap. Serta
banyak karakter lainnya yang tidak kalah apiknya.
Ketika film berakhir
pun gambaran tentang kehidupan di tampilkan layaknya film lama hitam putih yang
sangat menyentuh. Untuk film ini saya berikan sebuah nilai “wajib tonton”
kepada anda semua, keindahan yang di tawarkan, alur cerita yang luar biasa
pastilah membuat anda terperangah dan kagum dengan si penulis novelnya yang
memiliki ide yang begitu cemerlang.
Entah film ini tayang
atau tidak di Indonesia yang pasti sangat sayang jika dilewatkan. Tapi tenang
saja jika memang tidak tayang masih banyak pilihan lain seperti membaca
novelnya terlebih dahulu sambil menunggu DVD originalnya rilis. Pastikan anda
menonton film ini.
“Aku
tidak pergi, tapi aku pulang…,” ucap Jecob di akhir film.
crtany sgt indah. . .
BalasHapusMengingat kn kt akn bgaimana brsikp baik kpd binatang. .
Cintanya yng kuat. .
I love robert pattinson.